Labels

Monday, September 26, 2016

Jingga

Kemalangan suatu sore menghabiskan sisa helai nafas di jiwa
Tak heran waktu-waktu itu mengalir dari hulu kehilir
Sebaliknya mata angin merubah poros dan rotasi bumi yang tertawa
Mempertahankan setiap hembusan noda-noda yang tergelincir

Sejenak merundukkan anak panah
Memikirkan roda-roda daun berguguran
Jiwa-jiwa yang terlihat begitu fana
Sudah waktunya sang penembus dosa mencerna

Saat matahari menangis dikelamnya siang
Saat bulan tak lagi terlihat merekah sayang
Saat bumi malu untuk menjamah uang
Saat bintang merintih dan berdo'a malang

Jingga berbuah rasa usang terik
Sore itu terlihat sangat menarik
Aliran vena seperti pernak-pernik
Lusuhnya rumput saatnya tarik menarik

Usahlah kau ragu wahai menantu
Usaplah setiap penantianmu disitu
Usahakan jika kamu memang seperti itu
Usia kini tak lagi penuh dengan lagu

-M_A-
*27.9.16*

Tuesday, September 20, 2016

Diam

Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi komentar..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam menegur..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi nasihat..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memprotes..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam persetujuan..

tapi..
Biarlah DIAM kita mereka faham artinya..
Biarlah DIAM kita mereka terkesan maknanya..
Biarlah DIAM kita mereka maklum maksudnya..
Biarlah DIAM kita mereka terima tujuannya..

karena..
DIAM kita mungkin disalah artikan..
DIAM kita mungkin mengundang prasangkaan..
DIAM kita mungkin tidak membawa maksud apa2..
DIAM kita mungkin tak berarti..

maka..
jika kita merasakan DIAM itu terbaik..
seharusnya kita DIAM..
namun seandainya DIAM kita bukanlah sesuatu yang bijak..
berkatalah sehingga mereka DIAM..

-M_A-
*21.9.16*

Sunday, September 18, 2016

Terdalam

Saat aku coba pergi

Engkau datang dan kembali
Ku hanya bisa berdiam diri
Sendiri dan berdiri


Mencoba lupakan bayanganmu
Tapi hati semakin rapuh
Melihat bayangan semu
Tertantap dan terbelenggu


Menghilang tenggelam
Sebait kata untuk bersulam
Pikiran tak dapat menyelam
Baik buruknya hidup yg suram


Waktunya sudah habis
Tapi ini terlalu sadis
Buat kita meringis
Hingga hati menangis


Tuhan...
mungkin hanya Kau yang mengerti
segala isi hati ini
Jangan biarkan ku sendiri didalam bumi ini
-M_A-
*02.8.14*

Hai

Sang Fajar tiba di Himalaya
Mereka mencoba untuk tertawa
Saat dinding cakrawala merasa kaya
Manja kini singgah dipulau Jawa

Kenapa semua seperti ini?
Merangkai dinding lewati waktu
Ketidak warasan aku disini
Berbicara pada dinding kamar pintu

Hai!!!
Selamat bertemu kembali
Selamat berpisah nanti
Jingga merasa letih
Maroon merasa tertatih

Hai!!!
Siapkah melanjutkan usia?
Jika nanti sudah menua
Siapkah tersenyum merekah?
Saat mereka berhenti tertawa

-M_A-
*19.9.16*

Thursday, September 15, 2016

Fatamorgana

Lihatlah setiap apa yang engkau dengar, dengarkanlah apa yang engkau rasakan...
Kelak waktu akan berujung dipersimpangan jingga yang akan meredup lelah... 
Tak akan ada lagi masa dimana nadi akan bergelut dengan arah... 
Akan ada masa silinder jejak menuju kearah fana yang memerah... 
Letupan daun-daun berganti dengan nada udara marah

Hallo senyawa!!!
Kita pernah bertemu disetiap singgahsana merdu
Kita pernah bertegur sapa mendayu
Kini semua berbalik arah kemelayu
Konon bahwa disanalah tempat yang syahdu

Jiwa hampa???
Penuh dengan nestapa
Dibalik goresan pena
Semua terlihat Fatamorgana

-M_A-
*16.9.16*

Wednesday, September 14, 2016

Arti

Aku banyak belajar terutama
Tentang mu dan cinta
Lalu aku sampai pada
Hipotesisku tentangmu
Bahwa, cintaku padamu
Ada sebelum kamu melihatku
Dan juga
Cintaku tumbuh
Sebelum kamu sadar keberadaanku
Setelah sekian lama
Aku sadar bahwa
Kamu terlalu sempurna untukku
Itulah mengapa
Hadirku terlalu lama kamu rasakan
Cintamu terlambat datang
Hingga akhirnya tanah gersang
Tidak lagi merindu hujan