Tak heran waktu-waktu itu mengalir dari hulu kehilir
Sebaliknya mata angin merubah poros dan rotasi bumi yang tertawa
Mempertahankan setiap hembusan noda-noda yang tergelincir
Sejenak merundukkan anak panah
Memikirkan roda-roda daun berguguran
Jiwa-jiwa yang terlihat begitu fana
Sudah waktunya sang penembus dosa mencerna
Saat matahari menangis dikelamnya siang
Saat bulan tak lagi terlihat merekah sayang
Saat bumi malu untuk menjamah uang
Saat bintang merintih dan berdo'a malang
Jingga berbuah rasa usang terik
Sore itu terlihat sangat menarik
Aliran vena seperti pernak-pernik
Lusuhnya rumput saatnya tarik menarik
Usahlah kau ragu wahai menantu
Usaplah setiap penantianmu disitu
Usahakan jika kamu memang seperti itu
Usia kini tak lagi penuh dengan lagu
-M_A-
*27.9.16*
No comments:
Post a Comment