Labels

Thursday, October 13, 2016

Mawar

Bunga menanti sang kumbang
Sang kumbang memberikan madu
Madu tak terasa sumbang
Laknatnya para pemburu dadu

Syurga terlihat sangat megah
Seperti dunia terasa mewah
Untuk sang ilusi terdakwah
Kini mudah sekali merekah

Neraka bagai imajinasi terisolasi
Mereka penuh dengan ilusi
Terkoyak terbata terapung delusi
Rapuhnya sang mawar berhalusinasi

Burung tercengkram pelukan udara
Makna kini sangat berdarah
Melahirkan cukup membuat marah
Cakrawala bertemu dengan arah

-M_A-
*13.10.16*

Tuesday, October 11, 2016

Jerit

Menjerit genggaman ini padaku
Seperti peran pujangga mengukir tinta
Kata-kata bijak mengiringi langkahku
Terenyuh hingga saat ini untuk meminta

Pelarian waktu itu membom-bar-dir
Segala angkuh menolak setiap getir
Mereka bilang ini hanyalah petir
Tapi yang kurasa adalah cibir

Salah dalam tanah berbisik
Hey, kota hilang menerkam!
Jadikan ini semua berisik
Daun-daun kelabu mencoba merekam

Melihat meja berbincang pada bangku
Tembok mengeluhkan setiap cacian
Udara memastikan bahwa semua kaku
Air tak lagi seputih lautan kematian


-M_A-
*11.10.16*

Thursday, October 6, 2016

Bercumbu



Rinai hujan kini menepi
Sajak ku mampu menari
Tak pernah kusangka terjadi
Semusim telah ku lalui

Nelayan sudi diterpa badai
Semayam pikat memucat mulai
Senandung kata-kata bulan juni
Mengakhiri semua yang dimulai

Udara dirasa sangat manja
Ketika semua merasa raja
Bercumbu dengan waktu saja
Layaknya terjamah oleh senja

Puisi dalam hati tersandung
Diperkosa gagah tidak terbendung
Hingga akhirnya kini mengandung
Unsur mentari lahir di Bandung

-M_A- 
*04.10.16*

Reda

Menanti sebuah tanya
Kapan kita kesana?
Mendengar jawabannya
Begitu renyah ditelinga

Sapaan yang begitu indah
Membuat suasan menjadi reda
Cuaca mengubah kata-kata indah
Bunga hendak merayu senja


-M_A-
*01.10.16*

Hilang

Dahulu kamu yang menghilang bukan ?
Bagaimana kalo sekarang keadaan dibalik ?
Kini aku yang menghilang
Kita lihat bagaimana jadinya
Tanpaku dihidupmu yang bahagia
Apakah makin bahagia ?
Ataukah hampa ?
Masihkah tetap mencari ?
Atau sudah lelah ?
Lalu bagaimana rasanya
Ketika aku tidak ada
Terutama dihidupmu
yang katanya bahagia itu ?
Yang katanya
Penuh dengan cinta itu ?
Cukup sudah luka ini dibiarkan menganga
Lelah sudah air mata ini
Menetes deras disetiap malam
Ku biarkan kamu
Dengan fantasimu
Menjahit setiap lukaku
Lalu aku dengan pelangiku
Menggunting setiap bahagiamu

Jauh

Jika perpisahan tidak sebegitu menyakitkannya
Maka akan banyak orang yang melakukannya
Bukankah kepergian seseorang akan benar benar berarti
Ketika dirinya begitu dicinta ?
Perpisahan akan sangat dikenang
Jika keduanya berbahagia
Walaupun berteriak sunyi
Aku tak ingin lagi terluka
Karna kehadiran yang hampa
Ketika kamu menyapa
Lalu pergi begitu saja tanpa suara
Buktikanlah pada diriku jika dirimu bahagia
Setidaknya berpura puralah jika tidak bisa