Labels

Friday, November 18, 2016

Rinai

Sejalan merana melanggar lirih
Waktu kian meratap benih
Sang api kini pergi
Merangkai hidup dihati sepi

Sabda angin menenangkan lagi
Tak perlu kau berlari
Menepilah melihat daun berdiri
Mungkin semua akan berhenti

Jari jemari menari-nari
Nada nada melalui rangkai
Lalu lalang  selalu berulang
Mondarmandir diwaktu bersulang

Menata kaki berlalu sigap
Apakah diri ini siap ?
Bagaimana nasib untuk menatap?
Bisakah semua bernafas diatap?

Aaahhhkk....
Senandungkan suara suara sumbang
Senandungkan nadi yang terbang
Senandungkan ratapan kata bimbang
Senandungkan utamakan layak berimbang
-M_A-
*11.18.16*

Wednesday, November 16, 2016

Besar

Dahulu kala tinggallah seorang raja
Disebuah istana
Ia hanya sebatangkara
Lalu muncullah semut dari pilar jendela
Sebelumnya raja tidak pernah tertawa
Lalu, bicaralah sang semut kepada sang raja
Terhiburlah dia
Oleh semut yang pandai merangkai kata
Lambat laun semut menua
Hingga akhirnya lupa
Lalu mati meninggalkan sang raja
Raja kembali lagi tak bahagia
Sendiri lagi di istana
Dari pohon terdengar suara
Lalu datanglah seekor laba laba
Mencoba merangkai kata
Untuk membuat raja tertawa
Namun tidak bisa
Hanya semut yang pandai merangkai kata
Hingga akhirnya raja menutup usia
Lalu bertemu semut disurga

Thursday, October 13, 2016

Mawar

Bunga menanti sang kumbang
Sang kumbang memberikan madu
Madu tak terasa sumbang
Laknatnya para pemburu dadu

Syurga terlihat sangat megah
Seperti dunia terasa mewah
Untuk sang ilusi terdakwah
Kini mudah sekali merekah

Neraka bagai imajinasi terisolasi
Mereka penuh dengan ilusi
Terkoyak terbata terapung delusi
Rapuhnya sang mawar berhalusinasi

Burung tercengkram pelukan udara
Makna kini sangat berdarah
Melahirkan cukup membuat marah
Cakrawala bertemu dengan arah

-M_A-
*13.10.16*

Tuesday, October 11, 2016

Jerit

Menjerit genggaman ini padaku
Seperti peran pujangga mengukir tinta
Kata-kata bijak mengiringi langkahku
Terenyuh hingga saat ini untuk meminta

Pelarian waktu itu membom-bar-dir
Segala angkuh menolak setiap getir
Mereka bilang ini hanyalah petir
Tapi yang kurasa adalah cibir

Salah dalam tanah berbisik
Hey, kota hilang menerkam!
Jadikan ini semua berisik
Daun-daun kelabu mencoba merekam

Melihat meja berbincang pada bangku
Tembok mengeluhkan setiap cacian
Udara memastikan bahwa semua kaku
Air tak lagi seputih lautan kematian


-M_A-
*11.10.16*

Thursday, October 6, 2016

Bercumbu



Rinai hujan kini menepi
Sajak ku mampu menari
Tak pernah kusangka terjadi
Semusim telah ku lalui

Nelayan sudi diterpa badai
Semayam pikat memucat mulai
Senandung kata-kata bulan juni
Mengakhiri semua yang dimulai

Udara dirasa sangat manja
Ketika semua merasa raja
Bercumbu dengan waktu saja
Layaknya terjamah oleh senja

Puisi dalam hati tersandung
Diperkosa gagah tidak terbendung
Hingga akhirnya kini mengandung
Unsur mentari lahir di Bandung

-M_A- 
*04.10.16*

Reda

Menanti sebuah tanya
Kapan kita kesana?
Mendengar jawabannya
Begitu renyah ditelinga

Sapaan yang begitu indah
Membuat suasan menjadi reda
Cuaca mengubah kata-kata indah
Bunga hendak merayu senja


-M_A-
*01.10.16*

Hilang

Dahulu kamu yang menghilang bukan ?
Bagaimana kalo sekarang keadaan dibalik ?
Kini aku yang menghilang
Kita lihat bagaimana jadinya
Tanpaku dihidupmu yang bahagia
Apakah makin bahagia ?
Ataukah hampa ?
Masihkah tetap mencari ?
Atau sudah lelah ?
Lalu bagaimana rasanya
Ketika aku tidak ada
Terutama dihidupmu
yang katanya bahagia itu ?
Yang katanya
Penuh dengan cinta itu ?
Cukup sudah luka ini dibiarkan menganga
Lelah sudah air mata ini
Menetes deras disetiap malam
Ku biarkan kamu
Dengan fantasimu
Menjahit setiap lukaku
Lalu aku dengan pelangiku
Menggunting setiap bahagiamu

Jauh

Jika perpisahan tidak sebegitu menyakitkannya
Maka akan banyak orang yang melakukannya
Bukankah kepergian seseorang akan benar benar berarti
Ketika dirinya begitu dicinta ?
Perpisahan akan sangat dikenang
Jika keduanya berbahagia
Walaupun berteriak sunyi
Aku tak ingin lagi terluka
Karna kehadiran yang hampa
Ketika kamu menyapa
Lalu pergi begitu saja tanpa suara
Buktikanlah pada diriku jika dirimu bahagia
Setidaknya berpura puralah jika tidak bisa

Monday, September 26, 2016

Jingga

Kemalangan suatu sore menghabiskan sisa helai nafas di jiwa
Tak heran waktu-waktu itu mengalir dari hulu kehilir
Sebaliknya mata angin merubah poros dan rotasi bumi yang tertawa
Mempertahankan setiap hembusan noda-noda yang tergelincir

Sejenak merundukkan anak panah
Memikirkan roda-roda daun berguguran
Jiwa-jiwa yang terlihat begitu fana
Sudah waktunya sang penembus dosa mencerna

Saat matahari menangis dikelamnya siang
Saat bulan tak lagi terlihat merekah sayang
Saat bumi malu untuk menjamah uang
Saat bintang merintih dan berdo'a malang

Jingga berbuah rasa usang terik
Sore itu terlihat sangat menarik
Aliran vena seperti pernak-pernik
Lusuhnya rumput saatnya tarik menarik

Usahlah kau ragu wahai menantu
Usaplah setiap penantianmu disitu
Usahakan jika kamu memang seperti itu
Usia kini tak lagi penuh dengan lagu

-M_A-
*27.9.16*

Tuesday, September 20, 2016

Diam

Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi komentar..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam menegur..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi nasihat..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memprotes..
Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam persetujuan..

tapi..
Biarlah DIAM kita mereka faham artinya..
Biarlah DIAM kita mereka terkesan maknanya..
Biarlah DIAM kita mereka maklum maksudnya..
Biarlah DIAM kita mereka terima tujuannya..

karena..
DIAM kita mungkin disalah artikan..
DIAM kita mungkin mengundang prasangkaan..
DIAM kita mungkin tidak membawa maksud apa2..
DIAM kita mungkin tak berarti..

maka..
jika kita merasakan DIAM itu terbaik..
seharusnya kita DIAM..
namun seandainya DIAM kita bukanlah sesuatu yang bijak..
berkatalah sehingga mereka DIAM..

-M_A-
*21.9.16*

Sunday, September 18, 2016

Terdalam

Saat aku coba pergi

Engkau datang dan kembali
Ku hanya bisa berdiam diri
Sendiri dan berdiri


Mencoba lupakan bayanganmu
Tapi hati semakin rapuh
Melihat bayangan semu
Tertantap dan terbelenggu


Menghilang tenggelam
Sebait kata untuk bersulam
Pikiran tak dapat menyelam
Baik buruknya hidup yg suram


Waktunya sudah habis
Tapi ini terlalu sadis
Buat kita meringis
Hingga hati menangis


Tuhan...
mungkin hanya Kau yang mengerti
segala isi hati ini
Jangan biarkan ku sendiri didalam bumi ini
-M_A-
*02.8.14*

Hai

Sang Fajar tiba di Himalaya
Mereka mencoba untuk tertawa
Saat dinding cakrawala merasa kaya
Manja kini singgah dipulau Jawa

Kenapa semua seperti ini?
Merangkai dinding lewati waktu
Ketidak warasan aku disini
Berbicara pada dinding kamar pintu

Hai!!!
Selamat bertemu kembali
Selamat berpisah nanti
Jingga merasa letih
Maroon merasa tertatih

Hai!!!
Siapkah melanjutkan usia?
Jika nanti sudah menua
Siapkah tersenyum merekah?
Saat mereka berhenti tertawa

-M_A-
*19.9.16*

Thursday, September 15, 2016

Fatamorgana

Lihatlah setiap apa yang engkau dengar, dengarkanlah apa yang engkau rasakan...
Kelak waktu akan berujung dipersimpangan jingga yang akan meredup lelah... 
Tak akan ada lagi masa dimana nadi akan bergelut dengan arah... 
Akan ada masa silinder jejak menuju kearah fana yang memerah... 
Letupan daun-daun berganti dengan nada udara marah

Hallo senyawa!!!
Kita pernah bertemu disetiap singgahsana merdu
Kita pernah bertegur sapa mendayu
Kini semua berbalik arah kemelayu
Konon bahwa disanalah tempat yang syahdu

Jiwa hampa???
Penuh dengan nestapa
Dibalik goresan pena
Semua terlihat Fatamorgana

-M_A-
*16.9.16*

Wednesday, September 14, 2016

Arti

Aku banyak belajar terutama
Tentang mu dan cinta
Lalu aku sampai pada
Hipotesisku tentangmu
Bahwa, cintaku padamu
Ada sebelum kamu melihatku
Dan juga
Cintaku tumbuh
Sebelum kamu sadar keberadaanku
Setelah sekian lama
Aku sadar bahwa
Kamu terlalu sempurna untukku
Itulah mengapa
Hadirku terlalu lama kamu rasakan
Cintamu terlambat datang
Hingga akhirnya tanah gersang
Tidak lagi merindu hujan

Monday, August 15, 2016

Warna

Hai, apa kabar rindu ?
Terlihat sangat bahagia ya ?
Kini harimu berwarna warni
Pernahkah engkau melihat kembali warna langit ?
Salah, Bukan langit yang itu
Melainkan yang kelabu
Atau pernahkah engkau
Sekali saja melirik mentari lagi ?
Tentu saja bukan yang berwarna jingga
Melainkan yang berwarna abu abu
Pernahkah engkau melihat hujan
Oh bukan, bukan itu yang ku maksud
Melainan yang hitam dan terasa dingin
Tak bisakah engkau sekali saja
Melihat kebelakang
Ada siapa disana ?
Entah, mungkin ada aku ?
Atau rasa bahagiamu itu
Sudah benar benar memusnahkanku ?
Seperti kenangan yang sengaja dilupakan
Semakin engkau bahagia
Semakin aku menjadi debu
Tidak maukah engkau menanyakan kabarku ?
Tak mau taukah engkau aku sudah bahagia atau belum ?
Tak bisakah engkau sisakan kenangan itu untukku ?
Bahkan hal ini saja bisa lebih sedih dari pada menangis
Andai saja, jika engkau tau
Bahwa rindu ini menyesakkan
Terutama jika engkau tau
Rinduku ini takpernah terbalaskan

Tuesday, August 2, 2016

Indera

Melihat namun tetap terpaku
Mendengar sunyinya keramaian
Mencium wangi hangusnya hati
Karena merasa cinta sembari terluka
Wahai, inikah yang kau sebut bahagia ?
Sesungguhnya berdamai itu susah
Apalagi dengan rindu ketika hati membiru
Tak bisakah terus seperti dahulu ?
Yang hanya mentapnya saja sudah cukup
Paling tidak sekedar mendengar namanya
mencium aroma khasnya
Merasakan kehadirannya dari jauh
Mengecap keindahan rasanya
Tuhan tak pantaskah aku merindu ?

Sunday, July 31, 2016

Mati

Tidak ditunggu
Tapi pasti kehadirannya
Tidak dinanti
Tapi pasti kedatangannya
Terutama pada setiap orang
Sayang, pernahkah kamu bertanya
Apa yang terjadi jika saatnya tiba ?
Pernahkah kau berfikir
Bagaimana temanmu setelah kamu tiada ?
Ataukah sejenak saja
Engkau berandai, apa rasa orang tuamu ketika engkau tiada ?
Sanggupkah mereka merasakan kepedihan mereka ?
Atau sebaliknya layak dikenangkah engkau ?
Pantaskah engkau untuk ditangisi ?
Gajah saja ketika mati meninggalkan gadingnya
Lalu apa yang kau tinggalkan ?

Friday, July 22, 2016

Patah

Jatuh Cinta
Terdiri dari 2 bagian
Pertama jatuh
Kedua cinta
Bagian mana yang paling diingat ?
Tentu keduanya
Namun bagian mana yang dijadikan pelajaran ?
Tentu bagian patahnya
Mengapa ?
Karena disana kita mengerti hidup
Disitulah kita belajar bangkit
Bahkan mengerti jika melepaskan adalah cara paling baik
Atau jika ditinggalkan sudah tidak sakit lagi
Adalah bagian yang jika di ingat lagi
Maka akan terasa lucu
Taukah ?
Bagian paling sulit dari patah hati adalah
Terlihat baik baik saja didepan orang yang telah menyakiti kita
Padahal menangispun tak apa
Jujur lebih baik
Terutama pada hati yang patah

 

Ikhlas

Cinta apa itu cinta ?
Apakah cinta itu nyata ?
Ataukah hanya semu ?
Cinta itu indah jika di jalankan dengan ikhlas bukan ?
Ya, cinta memang luar biasa
Indahnya tak tergambarkan oleh kata
Ya benar aku jatuh cinta
Namun kali ini semu
Karena cinta ini titipan dariNya
Mengapa ?
Karena berawal indah
Hingga lupa akan rasa jatuh
Rasa sakit yang lebih dibanding cinta
Wahai, pernahkah engkau jatuh cinta ?
Lalu bagaimana rasanya ?

Saturday, July 16, 2016

Laut

Biru
Hijau
Kuning
Putih
Sama seperti cara menikmatinya
Semua orang berbeda
Terutama aku
Dengan duduk saja
Menikmati warna indah itu
Mengagungkan ciptaannya sudah sangat bahagia
Sungguh bahagia itu sederhana
Bahagia itu kita yang ciptakan
Dengan cara kita sendiri
Tak dipaksa
Berjalan apa adanya
Asalkan kita selalu mensyukurinya
Maka kebahagiaan datang dengan sendirinya
Dari arah yang tak menentu

Monday, July 4, 2016

Menangis

Jika memang diperlukan maka menangislah
Jika memang tak bisa berbicara maka menangislah
Manangis bukan tanda lemah
Menangis bentuk dari rasa syukur
Setidaknya kita jadi ingat rasanya bahagia
Kita semua ditakdirkan untuk menangis
Mungkin menangis adalah salah satu bentuk keindahan tuhan
Dengan menangis kita jadi sadar adanya bangkit
Dengan menangis kita jadi sadar bahwa sesuatu bukan hanya soal bahagia
Menangis bukan tanda kesedihan
Setelah menangis
Ucaplah terima kasih setidaknya pada diri sendiri
Terima kasih karna setidaknya salah satu organku berfungsi dengan baik
Atau
Terima kasih karna telah membuktikan kuasa tuhan itu nyata

Wednesday, June 29, 2016

Hujan

Derasnya membuat riuh
Wanginya membuat kenangan
Sudah lama
Kota ini menjadi saksi hidup
Bagaimana cinta kadang bisa menyakitkan
Hanya berawal dari pertemuan
Dan bagaimana cinta kadang bisa indah
Hanya berawal dari perpisahan
Lagi lagi hujan
Membawa kembali ingatan
Yang seharusnya tak dingat
Hujan masih sama
Namun rasanya kini sungguh berbeda
Kenangannya apalagi
Apakah kita masih sama ?
Apalagi kita
Kamu, aku, dia kini sungguh berbeda

Monday, June 20, 2016

Sendiri

Bagai daun yang terhempas dari rantingnya
Sungguh telah aku panjatkan doa kepada-Nya
Untuk menghilangkan rasa sakitnya
Rasa ini entah bagaimana rasanya
Bahkan bulan saja tak bisa meneranginya
Aku selalu memohon kepada-Nya
Mengharap Tuhan dapat menghilangkannya
Setidaknya rasa perihnya
Anginpun tak bisa menggambarkannya
Entah sampai kapan Tuhan memberikannya
Tetesan air mata ini entah tak terhitung jumlahnya
Hingga matahari saja tak bisa menghangatkannya
Aku hanya ingin memulihkannya
Setidaknya sebagiannya

Sunday, June 19, 2016

Maaf

Bagaimana bisa kembali jika mengingatnya saja sesak
Bagaimana bisa pindah jika melangkah saja tak sanggup
Bagaimana bisa bergerak jika diriku saja terpaku
Bagaimana bisa memaafkan jika dirimu saja tak lagi sama
Bagaimana bisa lupa jika lukanya saja terlalu terbuka
Bagaimana bisa tersenyum jika rahangku saja membeku
Bagaimana bisa menyapa jika melihatmu saja tak sanggup
Bagaimana bisa peduli jika hati telah terkoyak
Bagaimana bisa diam jika seluruh badan ini tak ingin melihatnya
Bagaimana bisa mencintai lagi jika sakit ini saja masih terasa
Bagaimana bisa dicintai jika perasaan ini tak lagi terasa
Bagaimana bisa bangkit jika sudah tenggelam
Bagaimana bisa berada di atas jika dasarnya saja sudah terlalu dalam

Friday, June 17, 2016

Dia

Bintang menjadi saksi sebuah perjanjian
Bagaimana awal pertemuan
Sebuah cinta yang tak lekang dimakan jaman
Namun, pertemuan itu berakhir dikegelapan
Dan menjadi ujung kehidupan
Sampailah pada perjanjian
Yang disampaikan penuh ketulusan
Disaksikan oleh ribuan awan
Di Aminkan langsung oleh Tuhan
Sugguh apakah dia membawa kehangatan ?
Benarkah kalian saling bergenggaman ?
Apakah kalian saling merindukan ?
Lalu bagaimana aku yang menunggu diujung jalan ?
Ditemani rembulan
Aku berharap ada keajaiban
Dibawah langit dengan kilauan
Aku menggantung sejuta harapan
Menempelkan setiap kesakitan
Untuk melanjutkan kehidupan
Andaikan ini semua hanya angan
Namun wahai, aku tau engkau sudah menemukan kebahagiaan
Cinta kalian sudah terukir bersama ridho Tuhan
Kamu sudah aku ikhlaskan
Demi dia yang mencintaimu karena Tuhan

Wednesday, June 15, 2016

Kamu

Aku riuh melihatmu dihadapku bersimpuh
Aku tergetar melihatmu disampingku mengaduh
Hatiku berteriak
Seakan ada dentuman dahsyat dikepalaku
Siapakah yang salah ?
Adakah yang tersakiti dilingkaran ini ?
Siapakah yang seharusnya mengalah ?
Bisakah diantara kita tidak ada yang mengalah ?
Wahai, aku diam karna aku mencintainya
Bahkan aku bisa marah karna tak ingin kehilangannya
Hai, kamu ! Taukah cinta ku ke kamu itu indah ?
Taukah jika wangimu saja selalu kuingat
Aku sedih bila kehilanganmu
Jadi siapa yang salah disini ?
Aku ? kamu ? Angin ? Bumi ? atau Hujan ?
Dalam doa aku merintih
Dalam doa aku mengaduh
Dan dalam doa aku memintamu.

Aku

Pada pagi hari engkau terbangun laksana bunga baru mekar
Malam hari engkau tertidur laksana pohon termakan usia
Wahai pernahkah merasakan setiap paginya dipenuhi oleh keceriaan
Lalu disetiap malamnya berisi ribuan jeritan ?
Pernahkah merasakan bahagia lebih dari apapun di paginya
Lalu menangis sejadi jadinya ketika malam ?
Pernahkah engkau lupa akan sakit, karna terlalu banyak mengalaminya ?
Pernahkah merasa hatimu bahkan jauh lebih tebal dari pada tembok ?
Wahai apakah ini yang dinamakan dengan bayar lunas ?
Apakah ini yang dinamakan kerja keras ?
Apakah ini tuntutan untuk menjadi yang sempurna ?
Pernahkah suatu hari engkau bercermin lalu melihat bayangannya tersenyum padahal engkau tidak bahagia sama sekali ?
Pernahkah engkau tertawa terpingkal pingkal lalu setelahnya menangis meraung raung ?
Bahkan sunyi malampun dikalahkan oleh sunyinya tangisan mu
Pernahkah engkau merasakan ngilu yang tak tergambarkan ?
Pernahkah engkau merasakan sakit hingga lupa telah bahagia seharian ?